DARE TO DREAM

Sebagai wanita Indonesia memang udah menjadi kebiasaan untuk memperingati “Hari Kartini”, pastinya dengan cara masing-masing. Ya sebagai wanita Indonesia memang harus banget untuk selalu mengingat jasa-jasa ibu Kartini, terlebih beliau adalah salah satu pahlawan bagi para wanita. Siapa lagi yang bisa membuat kami (para wanita) bisa seperti sekarang? Bebas untuk berpendapat, menentukan apa yang menjadi sebuah keinginan dari minat kita sebagai wanita. Seperti aku misal, saat ini aku bebas merangkai tulisanku, dengan gayaku sendiri untuk menginspirasi wanita-wanita Indonesia, ya walaupun sedikit tapi masih memiliki impact.

Coba bayangkan bagaimana kehidupan dulu di zaman Kartini? Tugas wanita? Jangankan untuk menjadi pemimpin, untuk menjadi orang yang bisa membaca saja adalah hal yang sangat tidak mungkin. Karena semua ketimpangan yang dirasakan Kartini inilah yang membuat beliau tergerak untuk mencerdaskan wanita Indonesia. Bersyukurlah kita sebagai wanita yang hidup pada masa ini.

Oke, ngomong-ngomong soal hari Kartini, pasti sebagian besar wanita memiliki momen-momen tertentu yang bisa dilakukan untuk mengingat jasa beliau. Seperti aku dulu, saat film Kartini diputar di bioskop seluruh Indonesia, aku menonton film tersebut saat hari pertama rilis, tujuannya ya untuk mengenang dan mengetahui perjuangan beliau pada saat itu.

Lain halnya dengan tahun ini, aku diberi kesempatan bersama Teman Kumparan untuk Kartini-an bareng, merayakan hari Kartini (ya meskipun waktunya udah lewat seminggu lalu), tapi momen hari Kartini rasanya masih terasa karena memang belum terlalu lama terlewat. Kali ini aku bersama perempuan-perempuan lainnya, dari berbagai latar belakang seperti blogger, buzzer, influencer dan selain itu berkumpul bersama di Kantor Kumparan Pasar Minggu menjadi Teman Kumparan.

Agenda acara kami dalam rangka memperingati hari Kartini tangga; 21 April lalu adalah semacam Mini Workshop dengan beberapa pembicara. Oh ya, tidak lupa acara dibuka oleh Mc dan kakak-kakak dari Kumparan, setelah itu barulah acara inti yaitu Mini Workshop yang memang sebelumnya akupun belum mengetahui workshop terkait materi seperti apa.

Ternyata workshop yang pertama, susah-susah gampang dan menantang kalau dipraktikkan dalam dunia nyata. Jadi workshop ini membahas tentang bagaimana cara menulis caption, mengoptimalkan media sosial dengan caption yang menarik dan yang berhubungan dengan itu. Pembicaranya adalah seorang Food & Travel Blogger sekaligus womenpreneur, Shasya Pashatama. Materinya menantang banget, ya gimana engga, sama kaya kita yang suka bikin caption yang pastinya sangat menantang. Meskipun akhirnya ga ada caption yang sesuai mood kita dan ga jadi upload foto di instagram, hehe.

Kak Shasya memberikan lumayan banyak tips untuk menulis caption yang ternyata caption menarik itu sangat penting meskipun tidak sesuai dengan foto yang ada. Ya foto tetap harus in high quality, tapi caption juga harus punya daya tarik tersendiri, jangan yang lempeng-lempeng saja begitu 😊

Pokoknya salah satu Quote dari kak Shasya hari ini “If it bores you, it will bore everyone else even more”. Dan workshop kali ini itu beneran ga cuma sekedar membahas tentang teori tapi langsung mengimplementasikannya. Jadi teman Kumparan diberikan materi kemudian langsung praktik semisal membuat caption/cerita dari gambar yang telah diberikan. Today is not boring me.

Foto bersama Kak Shasya

Setelah sesi workshop pertama, dilanjutkan oleh Kak Dhika Kurniawan yang merupakan GM Digital Marketing Kumparan. Jangan diragukan lagi lah ilmunya dalam Seo, beliau sering punya project dari perusahaan-perusahaan sebelumnya dan hari ini langsung dibagikan kepada Teman Kumparan.

Bahkan, ketika jam makan siang, kak Dhika masih melanjutkan materinya mengenai SEO meskipun Teman Kumparan sedang makan siang. Jadi benar-benar sharing santai tapi serius. Ilmu-ilmu SEO nya di korek oleh Teman Kumparan loh, dan kak Dhika ga segan-segan untuk membagikannya. Tapi sayangnya, karena waktu yang sangat sedikit menjadi materi ini masih setengah matang, bahkan belum matang. Pasti tahu kan, SEO itu butuh waktu lama dan kesabaran. Jadi tadi hanya diberikan pengantar atau bisa disebut tiket menuju SEO. Apakah aku paham? Ya sudah pasti belum paham. Karena materinya belum 100% aku praktikan😊. Tapi setidaknya aku sudah mengetahui apasih itu SEO secara teoritis.

Pemateri berfoto bersama

Karena waktu kami dimulai dari pukul 09.00 – 13.00 WIB maka kami mengakhiri Mini Workshop dengan kuis yang terdiri dari tim A dan tim B dan yang menang mendapatkan voucker MAP :’) (Aku ga ikut ya, karena nyali masih ciut banget rasanya and for you guys, please don’t follow me ☹).

Setelah semua selesai, sama seperti acara-acara lainnya kami foto bersama dan mengambil beberapa video. Lalu acara selesai (pulang, lanjut sharing bersama teman-teman atau bisa foto-foto di photoboth yang telah disediakan).

Ikut Kopdar biar makin sayang Teman Kumparan

I was impressed for this event today. Although I haven’t maximal, yet. Butt his evet is very amazing moment for me. Thanks for Kumparan that has organized this event. #Kartiniantemankumparan

Akhirnya bulan April datang juga ya 😊

Sebenarnya tulisan ini di posting tepat pada 1 April 2019, buat merayakan bulan baru. Tapi aku rasa gapapa karena sedikit terlambat dua hari hehe.

Well, bulan April adalah bulan kesukaanku, alasannya? Bulan ini adalah bulan kelahiranku, ga tahu aja pokoknya setiap masuk bulan April aku suka seneng aja, oh iya karena dulu aku ujian nasional di bulan ini (?) hmmm intinya aku ga punya alasan khusus buat suka bulan ini.

Ngomong-ngomong suka bulan April, apa bisa dibilang kalau April tahun ini aku harus bahagia? Dan tau gak sih, aku sekarang lagi skripsi? Terus? Itu adalah salah satu tujuan aku di tahun ini. “Ya terus aku gak selesai target 3 bab di bulan Maret. Padahal dari prodi udah kasih target kalau bab 1-3 harus selesai di bulan Maret”. Tau ga? Aku mulai skripsi dan diumumin siapa dosen pembimbing aku bulan apa? “Bulan Maret, hampir tengah-tengah bulan”. Terus siapa yang salah? Aku? Yang salah sebenernya aku sama yang ngasih jadwal huhu. Tahu kan kalau jadwal dosen beda-beda, dan metode yang digunakan dosen pun berbeda. Dan kita para mahasiswa skripsi harus selesai di bulan Maret juga?

Oke, aku mau jelasin kenapa semua ini bisa jadi salah yang bikin jadwal? Pertama, tahu kan kalau jadwal dan metode setiap dosen berbeda? Nah, dosen yang bilang kalau bulan Maret (cukup satu bulan aja buat nyelesaiin tiga bab), karena beliau-beliau itu selalu ada di kampus, jadi bimbingan setiap hari pun oke, dan beliau-beliau juga ga terlalu fokus ke tiga bab ini. Sedangkan dosen yang lainnya? Wah, bab satu yang menjadi pondasi utama sebuah penelitian, ibarat mau bangun rumah ya kita harus bikin pondasi bangunan yang super kuat biar rumahnya pun kokoh. Itu sih kata salah satu dosen yang bilang, tapi kalau dipikir-pikir bener juga sih. Dosen itu juga bilang, kalau bikin bab 1, terutama pendahuluan kita itu harus tahu dulu apa masalahnya yang bikin kita tertarik buat neliti. Pokoknya jangan jadi tukang obat, jadilah dokter yang cari penyakit dulu baru obatnya. Dijamin bakalan ampuh. Tapi kenapa dosen-dosenku jadwalnya padat dan susah buat ditemui? Apalagi kalau ada libur dalam satu minggu (I mean it’s weekday) dan liburnya pada hari dimana aku bimbingan? ☹

Oke disini sebenernya beliau-beliau bukanlah yang salah 100%, aku sebenernya Cuma menyayangkan, kenapa target yang deadline sangat dibanggakan hingga selalu menjadi budaya di Indonesia. Lagi-lagi kenapa harus mepet tenggat waktu kalau ujung-ujungnya ga selesai tepat waktu? Aku menyayangkan banget sebenernya, karena budaya ini bakal bikin anak-anak sekarang kayak aku malah makin males dan menyepelekan. Aku ambil beberapa kasus, aku biasanya ikut senam pagi di Fakultas tiap hari Jumat, senamnya mulai pukul 7 pagi, dan aku berangkat pukul 7 atau 6.50 pagi dengan alasan dekat. Padahal tahu sendiri kos dalam gang, harus nyebrang di JPO. Apakah itu sengaja buat telat? “Engga”. Itu karena kebiasaan ngaret kalau ngerjain apa pun. Niatnya sih tepat waktu, tapi karena kebiasaan jam karet yang berdalih kalau jarak antara Kos-Kampus dekat, akhirnya telat.

Ada lagi saat menyelesaikan tugas kuliah, selalu D-day bahkan D-hour, D-min baru nyelesaiin tugas. Sengaja telat? “Engga”. Sebenernya udah niat banget buat ngerjain langsung, tapi karena banyak pekerjaan ini-itu yang dijadiin alasan, ya jadinya berakhir ngerjain mepet waktu. Itu sebenernya dari siapa awal mulanya? Menurut aku ini ya (just my opinion) Kebiasaan jam karet itu kita dapat dari orang-orang yang mendidik kita, dari orang-orang yang berperan penting terhadap perkembangan kita.

Balik lagi ke permasalahan kenapa aku ga sampe target yang udah ada (3 bab dalam satu bulan). The reason is “Me”. Ya bagaimana engga, aku sebenernya udah tahu, kalau ngerjain itu sehari, dua hari udah bisa menghasilkan satu poin (pendahuluan, rumusan masalah etc) bahkan bisa lebih. Tapi aku selalu bilang dalam diri aku “nanti saja Nia, istirahat dulu”. Aku ga tahu diri banget, padahal aku udah jauh ketinggalan dari teman-teman. Kalau dulu wajar kenapa aku telat banget bahkan 2 minggu kebuang begitu saja ga dipake buat bimbingan. Alasan utamanya, uang aku kepake buat makan, karena uang beasiswa belum turun (jangan bawa-bawa “kan dapat dari orangtua?”. Nanti kalau tahu bisa nangis). Boro-boro buat ngeprin, buat makan saja harus mikir dulu, kalau dipake print besok makan apa, dan sejuta suudzon lainnya. Tapi sekarang udah ga ada alasan lagi buat telat ngerjain, orang print tinggal ngomong, makan tinggal makan, berangkat ke kampus tinggal bilang. Terus apalagi yang jadi masalah? Emang bener-bener sifat meremehkan waktu selalu aja terjadi.

Aku bisa ngomong “ah, sifat ngeremehin waktu, jam karet itu ngerugiin banget”. Padahal aku juga pelakunya, ah sok banget sih aku. Hai. Bukan itu maksudku, aku tahu sifat-sifat itu sangat merugikan tapi kenapa aku masih jadi pelaku? Sebenernya kesadaran mengenai hal itu muncul saat berada di akhir semester (semester 6 atau 7 aku lupa). Dan ternyata memulai kebiasaan baru itu engga lah mudah, anggap saja abis jadi perokok dan diharuskan untuk berhenti, bagaimana susahnya? Ok, jangan ambil contoh yang ga pernah dilakuin. Anggap aja kita yang kebiasaan main media sosial terus langsung disuruh berhenti, ya ga akan bisa. Yang kita bisa awalnya adalah dikurangin, sedikit demi sedikit. Oke lah, intinya Jam karet itu menyerangmu, membunuhmu!

Pokoknya selamat bulan baru di bulan April, terutama buat tanggal 5 April. Selamat ulang tahun buat “diriku”. Semoga semuanya lancar, skripsi sih tujuan aku di tahun ini, terus bisa wisuda di bulan September. Kuat terus, jangan gampang meremehkan. Ingat kamu harus selalu berpikir kalau kamu belum ada apa-apanya. Biasakan kalau nerima ilmu harus seperti pada, makin berisi makin merunduk. Semangat terus Nia!

Akhir kalimat....