Aku Mundur, Bukan Berarti Hidupku Berakhir
by
Niamul Maftuhah
- January 19, 2021
Pernah gak sih kalian ingin mendapatkan sesuatu tapi hal itu susah atau bahkan mustahil untuk digapai?
Dan gimana sikap kalian menghadapinya setelah tau hal itu tidak akan pernah kalian capai seumur hidup kalian?
Sejauh apa kalian jatuh ketika kalian tau bahwa sesuatu hal tidak ditakdirkan untuk kalian?
Ketika mengingat hal-hal mustahil yang datang ke diri kita pasti rasanya sangat menyakitkan, bagaimana tidak? kita selalu berharap diberikan yang terbaik oleh Tuhan, tapi ketika hal tersebut menurut kita sudah di depan mata, semuanya dijauhkan bahkan sejauh-jauhnya. Bagaimana manusia biasa seperti kita tidak merasa sakit dan seringkali su'udzon atas kehendak-Nya.
Misalnya saja, karir yang kita impikan dari lama bahkan kita sudah berusaha sangat keras dan berlari ketika orang lain berjalan untuk mendapatkannya namun ketika telah berada di depan kita, bahkan untuk menyentahnya pun tidak bisa. Tiba-tiba semuanya menghilang. Diri kita sendiri pun bisa menjadi alasan hal tersebut bisa menjauh dan menghilang. Mungkin usaha kita yang awalnya sangat keras, atau menjaga dengan berlebihan, mengekang apapun yang ada digenggaman kita atau bahkan sikap kita kepada sesuatu hal tersebut. Bisa jadi kita berubah sedikit demi sedikit hingga akhirnya kita tidak sanggup menjalani dan menghadapi apa yang telah kita ciptakan sendiri kemudian kita menyerah dan mundur. Terlihat seperti kesalahan kita memang, tapi itu adalah cara Allah menjauhkan kita dari hal-hal yang sebenarnya tidak baik untuk kita raih.
Setelah kita kehilangan itu semua baik, karir, rasa cinta terhadap seseorang, atau prestasi yang sejatinya sudah ada didepan mata kita. Kita benar-benar jatuh hingga lupa caranya bernapas. Tapi pernah gak kita berpikir untuk sebaiknya kita mundur dan berusaha meraih lagi apa yang bisa kita raih atau mungkin aja kita bisa meraihnya tapi entah kapan bisa terjadi. Jika memang benar-benar tidak bisa, lebih baik untuk mundur agar sakit hati kita tidak terlalu lama bertengger di dalam diri kita. Kita mundur pun dunia masih berjalan seperti biasa, kita mundur pun kita masih bisa kembali dan menjalani kehidupan normal seperti biasa. Percayalah, meskipun sakitnya terasa dan butuh waktu, tapi semua itu akan kembali seperti sedia kala. Sama seperti luka di jari kita, terasa sakit dan butuh waktu untuk sembuh namun jari kita akan kembali membaik.
Semua hanya butuh waktu, jika mundur adalah cara terbaik untuk apa kita bersikeras menentangnya. Toh hidup ini tidak akan benar-benar berakhir.