SEMANGAT BERDAKWAH PADA MASA KINI
by
Niamul Maftuhah
- November 11, 2017
Seperti diketahui bahwa Surah An-Nazi’at adalah surah ke79 yang terdiri dari 46 ayat. Surah ini tergolong kepada surah Makkiyyah. Pada surah an-Nazi’at ayat 16-26 yang menjelaskan terkait kisah Nabi Musa AS dalam berdakwah mengahadapi Fir’aun.
Pada ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Fir’aun adalah seseorang yang sangat melampaui batas kemusyrikannya. Fir’aun menentang kebenaran yang telah diserukan oleh Nabi Musa AS yang mana seruan itu adalah perintah langsung dari Allah SWT. Nabi Musa memberitahukan dan mengajak kembali kejalan Tuhan yang benar yaitu Allah SWT, dan kembali kepada keimanan. Namun Fir’aun mengingkari apa yang sudah jelas diperintahkan dan menganggap dirinya sebagai Tuhan yang tertinggi dan yang paling benar.
Sikap Fir’aun ini adalah sikap yang sangat melebihi batas pada masa itu yang biasa disebut Thogin dan Tuhannya yang disembah biasa disebut dengan Thogut. Nabi Musa AS membuktikan kekuasaan Allah SWT dengan mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Musa AS, namun Fir’aun mendatangkan petinggi-petinggi dan kaumnya bahwa dialah yang paling tinggi dan patut untuk disembah. Perjuangan Nabi Musa AS pada masa itu kemudian Allah ceritakan kepada nabi Muhammad SAW. Beratnya perjuangannya yang dijalankan namun Allah tetap memberi berita baik kepada Nabi Muhammad SAW.
Konteks ini masih berlaku, jika kita lihat pada masa sekarang yang mana tantangan berdakwah pada akhir zaman sangatlah berat, banyak orang-orang munafik, orang-orang dzalim, dan orang-orang yang melebihi batas kekafirannya bahkan masih banyak lagi. Gambaran yang telah dijelaskan pada ayat yang ada pada surah An-Naziat yakni ayat 16-26 ini sudah menggambarkan kejelasan bahwa dakwah memang tidaklah mudah, namun bagi kita terutama pemuda sekarang harus berlomba-lomba menuju kebaikan dan berbagi hal-hal yang bermanfaat menurut dalam Islam. Berdakwah pada saat ini bukan seperti apa yang dilakukan pada masa para nabi dahulu, karena ajaran Islam telah sempurna, kita sebagai pemuda berkewajiban untuk membenarkan apa yang benar menurut Islam dan apa yang salah menurut Islam agar kita sesama umat Islam tetap berada di jalan yang lurus. Misal kita berdakwah dengan alat musik, sosial media yang dirasa dapat menebarkan kebaikan untuk sesama umat Islam.
Pelajaran yang dapat dipetik oleh para pemuda saat ini dari Surah An-Naziat ayat 16-26 yaitu kita harus mengambil pelajaran penting pada kisah-kisah masa lalu, baik itu tokoh-tokoh yang berjasa bagi Islam maupun yang ingkar terhadap Islam. Ketika kita berdakwah diperlukan sikap yang lemah lembut. Para nabi apalagi kita sebagai manusia biasa hanya mampu menyampaikan, selebihnya yang menentukan namun yang mampu memberi hidayah dan agar mereka mengamalkannya, hanya Allah SWT yang berkehendak sepenuhnya dalam menentukan dan yang lebih buruk ketika kita menolak kebenaran yang jelas-jelas sudah tertera pada Al-Qur’an adalah bersikap angkuh serta berusaha untuk menghalangi tersebarnya dakwah.[1]
[1] “Surah An-Nazi’at” diakses dari http://webs32.blogspot.co.id/2011/07/surah-naziat.html pada 9 November 2017 pukul 10.23
Pada ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Fir’aun adalah seseorang yang sangat melampaui batas kemusyrikannya. Fir’aun menentang kebenaran yang telah diserukan oleh Nabi Musa AS yang mana seruan itu adalah perintah langsung dari Allah SWT. Nabi Musa memberitahukan dan mengajak kembali kejalan Tuhan yang benar yaitu Allah SWT, dan kembali kepada keimanan. Namun Fir’aun mengingkari apa yang sudah jelas diperintahkan dan menganggap dirinya sebagai Tuhan yang tertinggi dan yang paling benar.
Sikap Fir’aun ini adalah sikap yang sangat melebihi batas pada masa itu yang biasa disebut Thogin dan Tuhannya yang disembah biasa disebut dengan Thogut. Nabi Musa AS membuktikan kekuasaan Allah SWT dengan mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Musa AS, namun Fir’aun mendatangkan petinggi-petinggi dan kaumnya bahwa dialah yang paling tinggi dan patut untuk disembah. Perjuangan Nabi Musa AS pada masa itu kemudian Allah ceritakan kepada nabi Muhammad SAW. Beratnya perjuangannya yang dijalankan namun Allah tetap memberi berita baik kepada Nabi Muhammad SAW.
Konteks ini masih berlaku, jika kita lihat pada masa sekarang yang mana tantangan berdakwah pada akhir zaman sangatlah berat, banyak orang-orang munafik, orang-orang dzalim, dan orang-orang yang melebihi batas kekafirannya bahkan masih banyak lagi. Gambaran yang telah dijelaskan pada ayat yang ada pada surah An-Naziat yakni ayat 16-26 ini sudah menggambarkan kejelasan bahwa dakwah memang tidaklah mudah, namun bagi kita terutama pemuda sekarang harus berlomba-lomba menuju kebaikan dan berbagi hal-hal yang bermanfaat menurut dalam Islam. Berdakwah pada saat ini bukan seperti apa yang dilakukan pada masa para nabi dahulu, karena ajaran Islam telah sempurna, kita sebagai pemuda berkewajiban untuk membenarkan apa yang benar menurut Islam dan apa yang salah menurut Islam agar kita sesama umat Islam tetap berada di jalan yang lurus. Misal kita berdakwah dengan alat musik, sosial media yang dirasa dapat menebarkan kebaikan untuk sesama umat Islam.
Pelajaran yang dapat dipetik oleh para pemuda saat ini dari Surah An-Naziat ayat 16-26 yaitu kita harus mengambil pelajaran penting pada kisah-kisah masa lalu, baik itu tokoh-tokoh yang berjasa bagi Islam maupun yang ingkar terhadap Islam. Ketika kita berdakwah diperlukan sikap yang lemah lembut. Para nabi apalagi kita sebagai manusia biasa hanya mampu menyampaikan, selebihnya yang menentukan namun yang mampu memberi hidayah dan agar mereka mengamalkannya, hanya Allah SWT yang berkehendak sepenuhnya dalam menentukan dan yang lebih buruk ketika kita menolak kebenaran yang jelas-jelas sudah tertera pada Al-Qur’an adalah bersikap angkuh serta berusaha untuk menghalangi tersebarnya dakwah.[1]
[1] “Surah An-Nazi’at” diakses dari http://webs32.blogspot.co.id/2011/07/surah-naziat.html pada 9 November 2017 pukul 10.23