Berproses Lewat Linkedin
Jujur aja, aku adalah tipe orang yang selalu merasa ingin tahu. Sampai ingin tahunya, aku banyak mencoba berbagai media sosial hanya semata-mata ingin tahu apa yang ada didalamnya. Berapa banyak media sosial yang kupunya? Entahlah, akupun lupa jumlahnya.
Hal ini berlaku untuk Linkedin. Awalnya aku membuat akun Linkedin bukan karena aku sudah tahu apa fungsi dari Linkedin tersebut. Ketika itu aku masih berada di Madrasah Aliyah dan memang banyak membuat akun-akun yang aku temui di Google saat berada di warnet (karena memang ketika itu tidak boleh membawa hp).
Hingga akhirnya aku mengetahui apa fungsi dari Linkedin setelah hampir tiga tahun aku membuatnya. Memang sangat terasa fungsi dari Linkedin yang menurutku sedikit banyak merubah hidupku, keseharianku. Bahkan beberapa mereka para profesional dibidang kerja selalu menyampaikan diakunnya, "Ingat jejak digital saat ini adalah nyawa kita ketika mencari pekerjaan, para hrd akan tahu bagaimana sisi lain dari diri kalian hanya dengan melihat jejak digital". Kurang lebih seperti itulah penjelasan yang pernah diberikan oleh orang-orang profesional. Ya! Aku setuju dengan satu hal ini. Beberapa kali, bahkan sering menemui banyaknya penipuan-penipuan yang terjadi di media sosial (seperti tiket nonton konser K-Pop), dan bahkan yang sempat menjadi sorotan yaitu kasus penganiayaan seorang anak di Kalimantan Barat yang berujung penyesalan bagi netizen terutama di Twitter karena telah membelanya habis-habisan. Karena apa? Semua itu terungkap karena jejak digital yang sangat mudah untuk ditemukan saat ini.
Untuk kita (sebenarnya self reminder), yang memiliki jejak digital yang bisa dibilang kurang pantas, ada baiknya kita memperbaikinya dari sekarang. Jika dulu sudah terlanjur melakukan hal-hal buruk? Mau bagaimana lagi? Kita tidak bisa merubah masa lalu, tapi kita bisa memperbaiki masa depan kita. Toh kita sudah memiliki niat untuk berubah dan melakukannya secara nyata bukan hanya melalui omongan. Beberapa orang memang mencibir "halah, pencitraan banget". Ya, memang benar ini adalah pencitraan kita dalam membangun citra diri yang baik. Ambil hikmah dibalik omongan-omongab tersebut. Semoga mereka akan menerima perubahan dari diri kita yang berusaha menjadi lebih baik.
LinkedIn, thanks for being my way to the good proccess.
Semoga diakhir tahun perkuliahanku ini, LinkedIn menjadi salah satu jalanku menuju hasil yang lebih baik dari sebuah proses. Bukan hanya aku, tapi kita. Karena tidak ada proses yang selalu benar. Tapi semoga hasil dari berproses akan menjadi lebih baik.
4 Comments
Setuju,tanpa disadari atau tidak adanya media sosial merupakan salah satu ajang untuk pencitraan diri :')
ReplyDeleteDan pastinya bermanfaat juga buat diri kita :)
Deletekita harus bijak menggunakan media sosial..
ReplyDeleteBetul sekali. Karena kalau tidak, maka akan muncul istilah "senjata makan tuan" :)
Delete